Di dalam membuat teori gerakan sosialnya, Joe Foweraker berangkat dari hasil penelitiannya terhadap gerakan sosial yang terjadi di Amerika Latin, toeri gerakan sosial baru Eropa dan teori mobilisasi sumber daya Amerika Utara. Kedua teori tersebut menggambarkan reaksi kesadaran pribadi atau ‘self conscious’ terhadap analisis ilmu sosial sebelumnya: teori gerakan sosial baru muncul dari kekecewaan terhadap tingginya versi struktural dan akademik Marxism. Dan teori mobilisasi sumber daya jelas ditolak oleh teori ‘psychological reduction’ terhadap tindakan kolektif di Amerika Serikat. Sebagai tambahan, kedua teori tersebut muncul dari respon terhadap aktifitas gerakan sosial pada era 1960-an seperti gerakan HAM, gerakan wanita dan gerakan anti-perang di Amerika, gerakan mahasiswa, gerakan anti-nuklir dan gerakan hijau yang pertama di Eropa. Dengan menempatkan teori disini terlihat bahwa teori gerakan sosial tidak hanya berkembang di Amerika Latin maupun aturan politiknya, tetapi gerakan sosial itu terjadi di seluruh penjuru dunia. Tulisan Joe Foweraker sendiri lebih memfokuskan terhadap studi perkembangan gerakan sosial yang ada di Amerika Latin, dan Joe Foweraker tidak hanya melihat dari satu dimensi saja melainkan dimensi politik, termasuk negara, rezim di dalamnya dan masyarakat sipil.
Tidak hanya penelitian tentang gerakan sosial yang mungkin merangasang ilmu sosial di beberapa daerah di Amerika Latin. Lantas apa sebab terjadinya gerakan sosial di dalam suatu negara? Gerakan sosial muncul karena adanya tuntutan perubahan terhadap struktur dan sistem yang berlaku sebelumnya, yang mungkin terjadi banyak ketimpangan dan ketidak adilan, serta banyak aspirasi dari berbagai pihak tidak tersalurkan. Sehingga gerakan sosial itu sendiri merupakan sebuah ekspresi terhadap perubahan sosial yang diharapkan mampu menghasilkan ketertarikan terhadap kesamaan aspirasi yang mampu menampung aspirasi banyak orang. Dari penjelasan gerakan sosial itu sendiri, gerakan sosial merupakan sebuah proses sosial yang berada di dalam masyarakat. Bukan berarti itu hanyalah sebuah gerakan sosial yang dilakukan oleh sekelompok orang, tetapi justru lebih melihat proses bagaimana kelompok membuat suatu gerakan yang mampu merubah tatanan struktural maupun institusional dari sebuah sistem, negara.
Kritik terhadap gerakan sosial yang terjadi di dalam konteks Amerika Latin adalah dimana etnisitas menopang ketimpangan sosial, ketika wanita menyusun mayoritas gerakan sosial yang ‘kekota-kotaan’, dan ketika konsen terhadap spesifik kelas dan pengalaman yang jelas terlihat, dan paling umum terlihat bentuk umum perlawanan dan protes terhadap ketidak adilan. Dari pemaparan kritik terhadap gerakan sosial yang terjadi di Amerika Latin terlihat adanya turun tangan etnis dari suatu kelompok masyarakat yang menopang terjadinya ketimpangan sosial. Lalu etnis tersebut mendominasi Amerika Latin, sehingga terjadi konflik, baik itu langsung maupun tidak langsung. Selain itu, wanita juga turut andil dalam melakukan gerakan sosial di Amerika Latin. Mereka mengusung sebuah konsep tentang gerakan sosial ‘kekota-kotaan’, yang berarti bahwa gerakan sosial itu sendiri tidak hanya terjadi akibat ketidak adilan dari masyarakat-masyarakat pedesaan. Akan tetapi, justru gerakan sosial itu sendiri terjadi di masyarakat perkotaan dimana banyak buruh-buruh pabrik, terlebih wanita, yang kesejahteraannya kurang diperhatikan. Banyak gerakan-gerakan sosial yang terjadi di Amerika Latin dikarenakan tingginya tingkat konsumerisme dalam masyarakat. Sehingga menimbulkan gerakan anti-konsumerisme yang beranjak dari teori pos-material Gerakan sosial di Amerika Latin juga terjadi karena adanya pembalakan hutan liar di Brazil. Hal ini menimbulkan banyak kontradiksi dari masyarakat setempat.
Jadi kesimpulan yang dapat saya tarik dari teori gerakan sosial dalam kasusnya Amerika Latin adalah, gerakan sosial yang muncul di Amerika Latin berangkat dari aspek politik ekonomi dan kebudayaannya. Gerakan sosial itu sendiri bukan berarti bahwa yang dituntut untuk melakukan perubahan hanya aspek politik, ekonomi dan kebudayaan saja. Akan tetapi juga pada lingkup masyarakat lainnya seperti, gerakan Hak Asasi Manusia, gerakan lingkungan dan lain sebagainya. Gerakan sosial itu sendiri adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menginginkan adanya suatu perubahan sosial, baik itu aspek struktural maupun institusional negara. Gerakan sosial seringkali terjadi karena adanya ketimpangan yang dilakukan oleh elite-elite masyarakat. Sehingga terjadinya dominasi kepentingan tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar